FAIRPLAYSTORY.COM – Bintang muda Timnas Indonesia, Rafael Struick, tengah menjalani tantangan baru di Liga Australia bersama Brisbane Roar.
Namun, perjalanan Struick di Negeri Kanguru tidak berjalan mulus. Meski memiliki potensi besar, striker berusia 21 tahun ini masih kesulitan menunjukkan performa terbaiknya dan memberi dampak signifikan bagi klub barunya.
Performa Rafael Struick di Brisbane Roar Masih Belum Maksimal
Struick resmi bergabung dengan Brisbane Roar pada September 2024 dengan ekspektasi tinggi dari para penggemar sepak bola Indonesia. Namun, realitas di lapangan berbeda.
Waktu bermainnya masih terbatas, sering kali hanya masuk sebagai pemain pengganti dalam durasi singkat. Situasi ini membuatnya sulit untuk beradaptasi dengan gaya bermain tim dan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Meskipun sudah mencetak satu gol, statistik keseluruhan Struick masih jauh dari kata impresif. Tembakan ke gawang, duel yang dimenangkan, dan dribel suksesnya masih tergolong rendah.
Situs analisis sepak bola Fotmob memberikan rating rata-rata 5,7 untuk performanya, angka yang mencerminkan belum optimalnya kontribusinya di lapangan. Beberapa laga bahkan hanya ia jalani dalam hitungan menit.
Analisis Performa Rafael Struick di Liga Australia
Salah satu pertandingan yang menyoroti performa Struick adalah saat Brisbane Roar kalah 1-3 dari Central Coast Mariners pada 3 Januari 2025.
Dalam laga itu, ia hanya bermain selama sembilan menit sebagai pemain pengganti. Meski akurasi umpannya cukup baik, yakni mencapai 89% dalam satu pertandingan, hal tersebut belum cukup untuk menutupi minimnya kontribusi di aspek lain.
Brisbane Roar sendiri tengah berjuang di papan bawah klasemen A-League, yang tentunya berdampak pada performa para pemainnya, termasuk Struick. Situasi ini semakin memperumit adaptasinya di klub barunya.
Persaingan di Timnas Indonesia dan Masa Depan Struick
Tak hanya di klub, Struick juga menghadapi persaingan ketat di Timnas Indonesia. Dengan kehadiran pemain muda berbakat seperti Ragnar Oratmangoen, Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikri, dan Witan Sulaeman, posisinya di lini depan Timnas tidaklah aman.
Jika Timnas Indonesia memiliki striker utama yang lebih tajam, Struick mungkin akan lebih sering dimainkan di posisi sayap.
Namun, posisi ini juga memiliki banyak pesaing, membuatnya harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan tempat utama.
Potensi Rafael Struick Masih Besar
Walaupun performanya belum sesuai harapan, potensi besar Struick tetap diakui. Dengan usianya yang masih 21 tahun, ia masih memiliki banyak waktu untuk berkembang.
Pengalamannya bermain di ADO Den Haag serta Brisbane Roar diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi kariernya.
Saat ini, Struick sudah mencatatkan 25 caps bersama Timnas Indonesia senior dengan koleksi satu gol. Nilai pasarnya yang mencapai Rp 1,3 miliar menurut Transfermarkt juga menunjukkan bahwa ia masih memiliki daya tarik sebagai pemain muda berbakat. Jika ia mampu meningkatkan performanya, nilai tersebut bisa meningkat seiring waktu.
Rafael Struick Harus Bekerja Lebih Keras
Secara keseluruhan, dampak Rafael Struick di Brisbane Roar masih belum signifikan. Dengan waktu bermain yang terbatas dan statistik yang kurang memuaskan, ia harus terus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia layak menjadi andalan klub dan Timnas Indonesia.
Namun, dengan disiplin dan kerja keras, Struick masih memiliki peluang besar untuk bersinar di Liga Australia dan Timnas Indonesia. Apakah ia bisa membuktikan dirinya sebagai striker tajam? Waktu yang akan menjawab.